Sunday 24 April 2011

Laporan PTK SDN 02 Mesoyi


HAND_L_L





LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN  METODE EKSPERIMEN DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA RANGKAIAN LISTRIK PARALEL
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
PELAJARAN IPA KELAS VI
SD NEGERI 02 MESOYI
KECAMATAN TALUN KABUPATEN PEKALONGAN


disusun untuk memenuhi tugas
KKG Bermutu Gugus Jendral Sudirman






Oleh

Nama                 : WAWAN JUNARI
N I P                   : 19820102 201001 1 023





PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
UPT PENDIDIKAN  TALUN
SD NEGERI 02 MESOYI
KELOMPOK KERJA GURU GUGUS JENDRAL SUDIRMAN



Friday 8 April 2011

LAPORAN PBK


PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
pbk UT
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Krisis moral (nilai) yang melanda bangsa Indonesia saat ini khususnya generasi muda membuat kekhawatiran tersendiri bagi orang tua dan masyarakat. Arus aliran pola kehidupan budaya barat yang sulit dibendung melalui media massa dan elektronika menjadi pemicu munculnya perilaku negatif anak muda. Pola pergaulan bebas, miras dan narkoba menjadi trend pergaulan anak muda sekarang. Fakta di atas membuktikan bahwa peran dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan sangatlah rendah. padahal modal utama keberhasilan pembangunan adalah generasi muda itu sendiri.
Selama ini masyarakat awam beranggapan bahwa pendidikan moral (nilai) bagi generasi muda sudah cukup didapat dari sekolah formal, padahal kenyataannya pendidikan moral (nilai) yang mereka peroleh di sekolah sangatlah minim. Hal ini dikarenakan materi di sekolah formal lebih banyak memberikan pengetahuan yang bersifat umum daripada pengetahuan yang bersifat moral (nilai). Oleh karena itu agar para generasi muda tidak terlanjur terjerumus dalam perilaku negatif, diperlukan suatu wadah dalam masyarakat untuk menampung segala macam pemikiran para generasi muda sehingga dapat berkembang ide perilaku yang positif. Selain itu perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan peran para generasi muda dalam pembangunan dengan berbagai kebijakan.
 Sejalan dengan diberlakukan UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, telah terjadi perubahan yang semula berasas sentralisasi menjadi desentralisasi dengan adanya perubahan yang dimaksud. Mestinya akan membawa dampak yang sangat besar bagi kita karena termasuk tingkat keikutsertaan para pemuda di dalam segala aspek kehiupan yang dijalaninya.
Direktorat kepemudaan menyimpulkan life skills dalam 3 kelompok yaitu :
1. Kecakapan Personal
Artinya : pemuda harus mampu berfikir rasional yang ditunjukkan dengan aanya sikap mampu menggali dan menemukan informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan dan mampu memecahkan masalah secara kreatif.
2. Kecakapan Sosial
Artinya : pemuda harus mampu berkomunikasi, menjalin kerja sama dan menjaga keharmonisan terhadap relasi/hubungan yang dimiliki.
3. Kecakapan Focational
Artinya : pemuda harus mampu menumbuhkembangkan sifat-sifat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki semangat untuk bekerja keras.
Untuk membantu para pemuda agar terus meningkatkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya maka diperlukan konsep yang tepat dalam lembaga kepemudaan agar termotivasi untuk maju.
Apabila lembaga kepemudaan tersebut dapat dikelola dan dikembangkan secara aktif dan kreatif, tentunya dapat menghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi kemandirian menuju sumber daya manusia yang potensial bagi kemajuan dirinya sehingga pada akhirnya untuk kemajuan daerahnya.
Program-program yang dapat diciptakan guna meningkatkan partisipasi pemuda, dapat berupa ketrampilan, kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Melalui program-program yang dimaksud akhirnya penulis menyadari tidak mampu secara menyeluruh dapat mengembangkan program-program yang ada.
Seiring kemajuan jaman yang semakin pesat dan perkembangan alat-alat elektronik dan otomotif yang semakin moderen maka diperlukan tenaga-tenaga yang trampil dan cekatan serta ulet sehingga peluang yang ada secara terprogram penulis mengadakan pelatihan dan pembudidayaan Jamur Tiram guna menyiapkan tenaga yang portensial dan mandiri khususnya dibidang wira  usaha dan budidaya jamur Tiram setelah melihat minat dan potensi para pemuda di lingkungan masyarakat di Desa Banjarsari Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a.    Meningkatkan sumber daya manusia yang mempunyai life skill.
b.    Melatih pemuda agar menggali potensi dirinya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
c.    Membangkitkan sikap partisipasi dalam pembangunan di lingkungannya.
d.   Memotivasi pemuda agar suka bekerja keras dalam menghadapi tantangan jaman yang penuh dengan persaingan menuju globalisasi.

2. Tujuan Khusus
a.    Memiliki ketrampilan dasar dibidang Budidaya Jamur Tiram
b.    Mempersiapkan diri memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang Budidaya Jamur Tiram
c.    Meningkatkan kreatifitas olah pikir dalam bidang Budidaya Jamur Tiram
d.   Mengurangi tingkat pengangguran di lingkungan sekitar.

















BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG JAMUR TIRAM
  1. PENGERTIAN
Jamur Tiram Putih adalah jamur yang hidup pada kayu-kayu lapuk, serbuk gergaji, limbah jerami, atau limbah kapas. Dinamakan jamur tiram karena mempunyai flavor dan tekstur yang mirip tiram yang berwarna putih. Tubuh buah jamur ini menyerupai cangkang kerang, tudungnya halus, panjangnya 5-15 cm. Bila muda, berbentuk seperti kancing kemudian berkembang manjadi pipih. Ketika masih muda, warna tudungnya cokelat gelap kebiru-biruan. Tetapi segera menjadi cokelat pucat dan berubah menjadi putih bila telah dewasa. Tangkai sangat pendek berwarna putih. Jamur ini sangat populer saat ini. Teksturnya lembut, penampilannya menarik, dan cita rasanya relatif netral sehingga mudah untuk dipadukan pada berbagai masakan. Budidayanya juga relatif mudah dan murah hingga sangat potensial dikomersialkan.
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 - 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 - 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih komplit sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.

  1. BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak diperlukan dalam skala besar.

1.      SYARAT PERTUMBUHAN

a)      Iklim
Ø  Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak dan remang-remang, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.
Ø  b)   Kelembaban ruangan optimal 90-96% yang harus dipertahankan dengan menyemprotkan air secara teratur.c)   Suhu udara untuk pertumbuhan miselia adalah 23-28 derajat C dan untuk pertumbuhan tubuh buah adalah 13-15 derajat C. 
b)      Media Tanam 
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modern, media tumbuh berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan), kapur, pupuk P dan air.

c)      Ketinggian Tempat 
Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.   

2.      PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1)      Pembibitan 
A.  Sumber Bibit 
a)   Sumber alami Dipakai untuk media tradisional. Batang kayu yang telah ditumbuhi jamur dilembabkan, kemudian dirajang sepanjang 5-10 cm dan lebar 1-2 cm. Potongan disebarkan ke batang kayu lain yang dijadikan media tumbuh.  
b)    Spora terbentuk di tudung/payung bagian bawah. Tudung/payung yang berumur 3 hari dihancurkan di dalam air bersih. Cara penggunaan cairan ini ada 2 macam: (1) cairan ini dapat digunakan langsung sebagai bibit; (2) cairan disiramkan ke media yang tersusun dari serbuk gergaji dan kukusan jagung/padi. Setelah diinapkan beberapa hari, miselium akan tumbuh menyelimuti media dan siap digunakan. 
c)   Biakan murni Cara ini menghasilkan bibit berkualitas.
1. Siapkan media Potato Dextrose Agar (PDA) yang terdiri atas ekstrakt kentang 1 liter (1 kg kentang digodog dengan 1 liter air, lalu disaring), gula dekstrosa 20 gram, ekstrak ragi 5 gram (dapat diganti dengan 400 ml air ragi tetapi air kentang jadi 600 ml) dan agar-agar batang 20%. Media lain yang bahan mudah didapat terdiri atas 1/4 kg kentang, 1/4 kg bawang bombay, 1/4 kg aci, 1 sendok makan gips dan 3 bungkus agar-agar kecil. Panaskan campuran media tersebut untuk melarutkan agar-agar. Masukkan 15 cc media ke dalam tabung reaksi 25 cc kemudian disterilkan dalam autoklaf pada temperatur 121 derajat C, tekanan 1,5 selama 15 menit atau dengan dikukus pada temperatur 100 derajat C  selama 8 jam.Biarkan media PDA sampai hangat tetapi masih cair. Buka sedikit cawan petri bagian atas, masukkan segera media ke dalam cawan petri steril secara aseptik. Tutup cawan petri dengan cepat. Setelah agar membeku, balikkan posisi cawan petri. Media ini disebut dengan media lempeng agar.
2. Ambil tubuh buah berumur 3 hari (diameter sekitar 10 cm) yang sehat, mulus dan bagian sisinya tidak berkerut. Lepaskan stipe/bilah di bagian bawah tubuh buah. Ambil potongan bilah dengan pinset steril dan letakkan di tengah media lempeng agar yang telah disiapkan. Inkubasikan media di dalam inkubator pada temperatur 28 derajat C. Pada hari ke 2, miselium mulai tumbuh dan pada hari ke 5 seluruh permukaan media tertutupi miselium. Biakan murni ini disebut dengan bibit F1.
3. Pengerjaan seluruh proses di atas harus aseptik/bersih untuk menghindari tumbuhnya jamur yang tidak dikehendaki. Sebelum digunakan alat-alat berupa pisau atau pinset harus dibakar di atas api. Sebaiknya pengerjaan dilakukan di dalam laminar flow atau transfer box yang dijamin kebersihannya.
4. Pembiakan murni jamur tiram ini sudah dibuat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Unpad, Jurusan Biologi ITB dan PAU Mikrobiologi ITB. Bibit jamur murni bisa disimpan sampai 6 bulan pada temperatur sekitar 4 derajat C.
B.  Pembuatan Bibit Jamur F2 
Bahan-bahan untuk media bibit F2 adalah:
a)    Jagung tumbuk atau padi bergabah = 60%.
b)    Serbuk gergaji = 38%.c)      Kapur = 0,5-1%.d)      Gips = 0,1-
       1%. Sebelum dicampurkan, jagung tumbuk/padi direndam      semalam dan dikukus 2 jam sampai mekar.
Media dimasukkan ke dalam toples bekas jam. Satu lempeng agar bibit F1 dibagi menjadi delapan bagian. 1 bagian dimasukkan ke dalam media di atas dengan miselium menempel pada media. Setelah 2-4 minggu seluruh media ditumbuhi miselium dan siap ditanam ke log
C.  Pembuatan Bibit Jamur F3 
Walaupun bibit F2 lebih baik daripada F3, banyak petani jamur yang menggunakan bibit F3 untuk ditanamkan ke dalam log. Media untuk bibit F3 berupa log dengan komposisi media dan cara pembuatan yang sama dengan log produksi, hanya ukuran plastiknya sekitar 1 kg. Bibit F3 dibuat dengan menambahkan 2 sendok makan bibit F2 ke bagian atas log, lalu diinkubasikan selama 1 bulan sampai miselium memenuhi seluruh permukaan log. Bibit F3 siap ditanamkan ke log produksi. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan steril di dalam laminar flow atau transfer box.  
2)      Pengolahan Media Tanam 
v  Persiapan Untuk 80 log diperlukan bahan-bahan seperti di bawah ini:a)   Serbuk gergaji atau ampas tebu halus=100 kgb)   Tepung jagung=10 kgc)   Dedak halus=10 kgd)   Pupuk SP36=0,5 kge)   Gips=0,5 kgf)    Air=50-60% Bahan-bahan kecuali air dicampur merata, tambahkan air sampai media dapat dikepal.
v  Pembuatan Log Media dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas   kapasitas 1,5-2 kg sampai Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Ikat mulut plastik dengan karet tahan panas dan sterilkan.  
v  Sterilisasi Log Sterilisasi perlu dilakukan agar media bebas dari mikroba lainnya. Terdapat dua cara sterilisasi yaitu: a)   Sterilisasi pada temperatur 100 derajat C selama 8 jam dengan cara mengukus. Biasanya digunakan drum kapasitas 50 log yang dipanaskan dengan kompor minyak tanah. b)   Sterilisasi pada temperatur 121 derajat C selama 15 menit dengan menggunakan otoklaf atau dandang bertekanan uap.  
3)      Teknik Penanaman 
v  Penanaman Bibit Buka bagian atas log yang telah disterilkan. Hamparkan 1-2 sendok makan bibit jamur F3 atau F2. Gunakan sendok yang telah dipanaskan di atas api. Rapatkan kembali plastik bagian atas. Masukkan cincin dari bambu berdiameter 3 cm dan tinggi 1 cm ke dalam plastik yang dirapatkan tersebut. Isi lubang yang terbentuk dengan kapas. Tutup kapas beserta cincin dengan kertas koran dan ikat. 
v  Penyimpanan Log Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan  maka masa tanam jamur tiram tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat.  Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan  miselium dan tubuh buah. Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur skala besar atau di dalam bangunan semi permanen. Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m2 yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m2. Jarak antar petak 40-60 cm. Di dalam setiap petak dibuat rak-rak yang tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu.  Kondisi lingkungan yang harus diperhatikan dalam membuat bangunan penyimpanan adalah:a)   Temperatur untuk pembentukan miselium adalah 23-28 derajat Cb)   Temperatur untuk pembentukan tubuh buah adalah 13-15 derajat Cc)   Kelembaban udara 90-96%d)   Kadar air log 35-45%e)   Udara di dalam tidak tercemari asap/gas. Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari satu log tidak bertumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.
4)      Pemeliharaan Tanaman 
v  Pemeliharaan Log Log yang akan membentuk miselium dan tubuh buah harus dipelihara. Pemeliharaan berhubungan dengan menjaga lingkungan agar tetap optimuma)   Kandungan air yang baik 35-45%. Kekurangan air menyebabkan miselium tidak membentuk tubuh buah karena kekeringan dan kelebihan air menyebabkan tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak diinginkan. b)   Cahaya. Perkembangan miselium dan tubuh buah akan terhambat dengan adanya cahaya langsung. Tempat penyimpanan harus tetap teduh dan sinar matahari tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan. 
v  Pembentukan Miselium dan Tubuh Buah a)   Penumbuhan Miselium.Miselium akan tumbuh memenuhi permukaan log setelah penyimpanan selama kurang lebih 1 bulan. Selama jangka waktu tersebut, temperatur dan kelembaban harus optimal. Pengaturan temperatur dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara:1.   Menyemprotkan air dengan sprayer ke dinding-dinding bangunan penyimpanan dan ke ruang di antara jajaran log. 2.   Menyemprotkan air dengan sprinkel bernozel halus. b)   Pembentukan tubuh buah pertama.Setelah miselium tumbuh sempurna, lepaskan cincin log dan buka plastik bagian atas sehingga seluruh permukaan atas log kontak dengan udara. Pada waktu ini diperlukan raising yaitu pengaturan lingkungan agar tubuh buah tumbuh. Raising dilakukan dengan:1.   Menurunkan temperatur ruang menjadi 13-15 derajat C dengan menggunakan pengatur temperatur (Air Conditioning) atau menyemprotkan air dengan nozel halus secara intensif.2.   Menurunkan temperatur dan sekaligus menyemprotkan bahan yang mengandung hormon pertumbuhan ke permukaan log yang kontak dengan udara. Air kelapa atau ekstrakt toge dapat dipakai sebagai sumber hormon tsb. Dengan cara ini pertumbuhan tubuh buah akan mencapai dua kali lipat dibandingkan cara pertama. Tubuh buah pertama terbentuk setelah 3-5 hari pembukaan.  c)   Pembentukan tubuh buah selanjutnyaSetelah tubuh buah pertama dipanen, turunkan bukaan plastik sampai ½ bagian log. Kadang-kadang calon bakal buah sudah tumbuh di bawah plastik yang belum terbuka. Bagian plastik tersebut harus dilubangi untuk memberi kesempatan tubuh buah keluar dan tumbuh.  Pembukaan log sebaiknya tidak dilakukan sekaligus, terutama pada budidaya skala besar. Jarak pembukaan satu kelompok log dengan kelompok lainnya ditentukan sedemikian rupa sehingga setiap hari ada tubuh buah yang dipanen. Pembukaan log yang bertahap akan menjamin kelangsungan produksi.  
5)      Hama dan Penyakit 
v  Hama Hama yang banyak terdapat di tempat budidaya jamur adalah serangga baik berupa kumbang atau kutu. Pencegahan dengan sanitasi lingkungan atau, alternatif  terakhir, penyemprotan insektisida. Perlu diingat bahwa residu insektisida akan menempel di tubuh buah sehingga jamur yang dipanen harus dicuci bersih di air mengalir. Pencucian dapat menyebabkan penurunan kualitas jamur kalau kelebihan air tidak langsung dihilangkan dengan cara ditiriskan. 
v  Penyakit Penyebab timbulnya penyakit adalah sterilisasi yang tidak sempurna, bibit yang tidak murni, alat yang kurang bersih dan kandungan air media terlalu tinggi. Penyakit berupa tumbuhnya jamur lain seperti Mucor, Rhiozopus, Penicillium dan Aspergillus pada log. Serangan jamur-jamur tersebut dicirikan dengan timbulnya miselium yang berwarna hitam, kuning atau putih dan timbulnya lendir. Pertumbuhan jamur tiram menjadi terhambat atau tidak tumbuh sama sekali. Serangan dapat terjadi di log yang belum atau sudah dibuka.  Pengendalian dilakukan dengan memperbaiki kultur teknis dan meningkatkan kebersihan lingkungan pada saat pembuatan media dan bibit serta lingkungan bangunan penyimpanan.  


6)      Panen 
v  Ciri dan Umur Panen Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muda. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal pada 2-3 hari setelah tumbuh bakal tubuh buah.  
v  Cara Panen Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang yang tersisa dapat menimbulkan busuk. Potong jamur dengan pisau yang besih dan tajam dan simpan di wadah plastik dengan tumpukan setinggi 15 cm.  
v  Periode Panen Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.  
7)      Pascapanen 
v  Penyortiran Setelah dipanen, batang tubuh buah dipotong. Pisahkan jamur yang rusak dari jamur yang baik, pisahkan pula jamur sesuai dengan ukurannya.  
v  Penyimpanan Setelah penyortiran, buang kotoran pada jamur tanpa mencucinya. Simpan di dalam wadah bersih dan tempatkan di kamar dengan temperatur 15 derajat C. Jamur dapat tetap segar selama 5 x 24 jam.  Sebelum pengemasan, jamur dapat disemprot dengan larutan natrium bisulfit 0,1-0,2% yang menghambat pembusukan 
v  Pengemasan Pengemasan dilakukan dalam:a)   Kantung plastikb)   Kantung plastik yang divakum (udara dikeluarkan)c)   Wadah plastik putih dan ditutup dengan plastik lembaran tipis. 2.7.4.    Penanganan Lain a)   Pengeringan. Jamur direndam dalam air bersih, atau cuci dengan air mengalir lalu diiris tipis atau dibiarkan seperti adanya. Masukkan ke dalam air mendidih sebentar, lalu tiriskan. Keringkan jamur di dalam oven listrik/ minyak tanah. b)   Penambahan senyawa pengawet. Jamur utuh dibersihkan dari kotoran jika perlu dengan air mengalir. Rendam dalam asam sitrat 0,1% selama 5 menit. Cuci dengan air mengalir. Masukkan ke dalam larutan yang terdiri atas garam dapur (15%), garam sitrat (0,5%), SO2 (1%), kalium bikarbonat (0,1%) dan kalium metabisulfida (<1%) selama 10-15 menit.  Tiriskan kembali. Jamur akan awet selama 2 minggu tanpa pengepakan dan 1 bulan bila langsung dipak cara vakum.
C.     KHASIAT / MANFAAT JAMUR TIRAM
Pada dasarnya jamur Tiram selain dapat disayur, jamur tiram juga dapat diolah menjadi makanan lain, misalnya kerupuk,keripik, bahkan di Eropa dan Amenika Jamur tiram sering dikonsumsi Iangsung, dijadikan semacam sayuran pada pembuatan salad. Dari paparan tersebut diketahui bahwa pangsa pasar untuk produk budi daya jamur tiram terbuka lebar, disamping kebutuhan konsumen setempat setiap hari.
Disamping manfaat tersebut di atas, Jamur Tiram Putih juga berguna sebagai pencegah hipertensi, mencegah kanker dan mengandung lovastatin (penurun kolesterol). Para ahli di luar negeri telah berhasil mengekstrak Jamur Tiram Putih untuk mengambil senyawa aktif lovastatin.
D.    PEMASARAN
ANALISIS PASAR
Deskripsi produk
Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :
Ø Jamur Tiram segar
Ø Produk turunan Jamur Tiram seperti kripik jamur, jamur goreng tepung, jamur siap masak dalam kemasan plastik, dll.
Prospek Pasar Budidaya Jamur
Budidaya jamur tiram di Desa Banjarsari telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:
Ø  Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
Ø  Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.

Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar  
Target market usaha ini adalah konsumen jamur dari house need sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa retail pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi suppliers jamur tiram minim dan masih sangat dibutuhkan.




BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM
A.    TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM
a.       Tempat kegiatan Pelatihan budidaya Jamur Tiram dilaksanakan di Desa Banjarsari Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan.
b.      Waktu pelaksanaan program pelatihan :
NO
Tanggal
Waktu
Materi Program
Narasumber
1
23/10/2010
13.00 s.d 17.00
Penjelasan budidaya Jamur Tiram
Mahasiswa
2
26/10/2010
13.00 s.d 17.00
Manfaat dan Khasiat Jamur Tiram
Mahasiswa
3
30/10/2010
13.00 s.d 17.00
Teknik dan Praktek pembuatan media Tanam
Mahasiswa
4
03/11/2010
13.00 s.d 17.00
Teknik dan Praktek pembuatan media Tanam
Mahasiswa
5
06/11/2010
13.00 s.d 17.00
Pembibitan dan penyemaian benih pada media
Mahasiswa
6
10/11/2010
13.00 s.d 17.00
Pembibitan dan penyemaian benih pada media
Mahasiswa
7
13/11/2010
13.00 s.d 17.00
Penanggulangan hama dan penyakit
Mahasiswa
8
17/11/2010
13.00 s.d 17.00
Perawatan dan Pemanenan
Mahasiswa
9
20/11/2010
13.00 s.d 17.00
Pengolahan jamur tiram
Mahasiswa
10
24/11/2010
13.00 s.d 17.00
Pemasaran
Mahasiswa

B.     MATERI KEGIATAN
Untuk materi kegiatan pelatihan penyablonan ini meliputi :
Ø  Penjelasan tentang Budidaaaya Jamur Tiram secara umum
Ø  Manfaat dan Khasiat Jamur Tiram
Ø  Teknik dan Praktek pembuatan media Tanam
Ø  Pembibitan dan penyemaian benih pada media
Ø  Penanggulangan hama dan penyakit
Ø  Cara Perawatan dan Pemanenan
Ø  Pengolahan jamur tiram
Ø  Pemasaran
Materi di atas merupakan materi yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan sehingga setelah selesai pelatihan peserta dapat mempraktekkannya di lingkungan masyarakat sesuai dengan minat, bakat serta potensi yang dimilkinya.
C.     STRATEGI DAN DESKRIPSI JALANNYA KEGIATAN
1.      Strategi Kegiatan
a.      Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan minat pemuda dilingkungan sekitar.
b.     Waktu pelaksanaan kegiatan dimusyawarahkan bersama dengan peserta pelatihan selama 8 minggu.
c.      Nara sumber diambilkan dari ahli yang sudah berpengalaman dibidang Budidaya Jamur Tiram
d.     Waktu pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan situasidan kondisi daerah setempat
  1. Jalannya Kegiatan
a.       Pembimbing merekrut para generasi muda yang berminat mengikuti pelatihan Budidaya Jamur Tiram.
b.      Pembimbing mengisi data calon peserta pelatihan.
c.       Membuat rencana pelatihan Budidaya Jamur Tiram
d.      Menentukan tempat pelatihan.
e.       Membuat jadwal dan materi pelatihan Budidaya Jamur Tiram
f.       Mempersiapkan sarana dan prasarana pelatihan.
g.      Membimbing damn memberi pengarahan pada saat pelatihan.
h.      Mengevaluasi keberhasilan pelatihan.

















BAB IV
TEMUAN DAN HASIL
A.    TEMUAN DAN HASIL EVALUASI PROSES
Dari proses pelaksanaan kegiatan terdapat temuan-temuan sebagai berikut :
  1. Peralatan sebagai alat untuk pelatihan sebagian kondisinya rusak sehingga tidak dapat digunakan secara optimal.
  2. Dana yang tersedia kurang mencukupi sehingga proses pelaksanaan kegiatan kadang-kadang terhambat.
B.     TEMUAN DAN HASIL EVALUASI PRODUK
1.      Dari lima orang yang mengikuti program pelatihan dalam bidang Budidaya Jamur Tiram hasilnya memuaskan, Hanya satu orang perlu penyempurnaan dengan latihan yang lebih optimal.
2.      Hasil pelaksanaan kegiatan secara umum sudah berhasil dengan baik, dilihat dari kualitas Jamuir Tiram yang dihasilkan.
C.     ANALISA
Dari kegiatan Pelatihan Budidauya Jamur Tiram, Penulis melihat bahwa warga (para pemuda) sangat Antusias, dan mereka sangat menikmati dan berharap bahwa kegiatan ini bias terus dilaksanakan dan perlu adanya tindak lanjut dari berbagai pihak untuk lebih memajukan lagi usaha Budidaya Jamur Tiram di desa Banjarsari. Harapan ini disampaikan para pemuda demi terwujudnya kemajuan ekonomi disektor Desa pada khususnya dan di tingkat Daerah pada umumnya.





BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada hakekatnya pemuda memiliki potensi yang luar biasa kalau mendapat kesempatan dan motivasi serta pembinaan yang tepat. Peran serta masyarakat luas pada umumnya dan lembaga yang berkompeten pada khususnya di bidang kepemudaan merupakan fasilitator dan moderator yang bias menjembatani kebutuhan para pemuda.
Dari hasil pelaksanaan program kepemudaan yang telah kami laksanakan terrnyata secara umum hasilnya sungguh sangat membanggakan, dengan dibuktikan mereka sangat semangat dan antusias di dalam mengikuti program tersebut.
Untuk lebih memacu agar para pemuda dapat menggali potensi yang ada pada diri mereka maka diperlukan bantuan dari lembaga-lembaga yang menangani bidang tersebut sangat diperlukan agar pemuda bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

B. SARAN
1.      Lembaga Kepemudaan hendaknya lebih intensif turun ke bawah untuk bias menggali lebih dalam terhadap potensi yang dimiliki para pemuda.
2.      Pemuda hendaknya bersikap terbuka , selalu aktif dan kreatif berfikir dinamis terhadap dinamika perkembangan kemajuan jaman, sehingga diharapkan sikap pemuda yang aktif, kreatif, dan mandiri akan mampu bersaing demi kelangsungan masa depan yang menjadi harapan.

C. TINDAK LANJUT
1.    Menggalang potensi dan minat pemuda secara berkala, sehingga program ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
2.    Bagi para pemuda yang telah memilik kemampuan dasar hendaknya dapat meningkatkan ketrampilan baik melalui praktek lapangan maupun kursus-kursus yang lebih tinggi.